
JAKARTA – Muncul tren baru seiring dengan booming-nya pasar properti Bali, yakni meningkatnya jumlah pembeli yang mencari sustainability housing. Data konsultan properti Knight Frank menunjukkan, penjualan properti ramah lingkungan telah meningkat dalam dua tahun terakhir.
Properti hemat energi juga dianggap memiliki nilai investasi jangka panjang yang lebih baik, karena dapat mengurangi biaya operasional, seperti penggunaan listrik dan air.
Inisiatif ini dinilai tidak hanya meningkatkan daya tarik properti, tetapi juga membantu mengurangi emisi karbon. Hal ini pun sejalan dengan target pemerintah untuk mengurangi jejak karbon (carbon footprint) secara nasional.
1. Properti Berkelanjutan Jadi Incaran Milenial
Knight Frank mencatat, lebih dari 60% generasi milenial memilih rumah berdasarkan faktor keberlanjutan, yang mencerminkan pergeseran besar dalam preferensi pasar dibandingkan dengan dekade sebelumnya
Mengantisipasi tren ini, NPG Indonesia, sebuah perusahaan pengembang yang berbasis di Bali, memberikan pemutakhiran informasi terkait Ecoverse, sebuah hunian modern eco-friendly yang berlokasi tepat di depan gerbang Nuanu Creative City.
Nuanu Creative City yang merupakan sebuah mega proyek di kawasan Nyanyi, Kabupaten Tabanan. Dengan luas 44 hektare, Nuanu merupakan pusat visioner di Bali yang mewujudkan komitmen untuk hidup harmonis.
2. Properti Bali Meningkat
Pasca pandemi Covid-19, pasar properti Bali mampu bangkit melebihi ekspektasi semua orang. Saat ini, pembangunan properti di Pulau Dewata terlihat masif dan mampu menarik minat investor lokal maupun Internasional.
3. Teknologi Canggih
Sebagai informasi, Smart Technology dapat membantu mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) hingga 450.000 kilogram per tahun atau setara dengan menanam 10.000 batang pohon.
Menurut Evgeny, tantangan sebenarnya adalah bagaimana menyesuaikan bangunan dengan alam sekitar. Pasalnya, hal yang membuat semua orang jatuh cinta kepada Bali adalah alam dan budayanya.
“Hal ini sangat penting bagi kami, agar tercipta keseimbangan yang harmonis antara pertumbuhan pariwisata dengan alam dan budaya Bali itu sendiri, bagi para penghuni Ecoverse nantinya,” tutup Evgeny Obolentsev.